Manusia Purba Masih Hidup di Indonesia
Info Viral: Sejumlah fakta menyebutkan Hobbit di film Lord of The Rings yang digambarkan bertubuh jauh lebih pendek ketimbang manusia pada umumnya.
Namun, manusia mungil ini sebenarnya mirip dengan Homo floresiensis, manusia purba yang ditemukan di Flores, Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Bahkan, masyarakat Flores sendiri dijuluki “The Hobbit”.
Banyak pihak juga yang berpendapat bahwa manusia purba masih hidup sampai sekarang. Ada juga yang klaim pernah melihat penampakan manusia berbulu kecil atau humanoids di pulau Flores.
Prediksi The Simpsons 2023: Manusia ke Mars dan Virus Zombie
Satuviral
Manusia Purba Homo floresiensis Masih Hidup
Menurut seorang antropolog Kanada, bukti kelangsungan hidup hobbit mungkin telah diabaikan. Dia bilang bahwa spesies manusia purba ini mungkin masih ada sampai sekarang.
Dalam sebuah opininya untuk The Scientist, Gregory Forth mengatakan ahli paleontologi dan ilmuwan lainnya telah mengabaikan pengetahuan dan cerita asli manusia kera yang tinggal di hutan Flores. Hal ini diungkapkan Forth saat mempromosikan bukunya, Between Apes and Man.
Diuraikan dalam IFL Science, buku ini berupaya mencari penjelasan yang paling masuk akal, dilengkapi dengan penjelasan rasional tentang keberadaan Homo floresiensis, jelas pensiunan dosen antropologi asal University of Alberta itu.
“Ini termasuk laporan penglihatan lebih dari 30 saksi mata, yang saya bicara langsung dengan mereka semua. Dan saya menyimpulkan bahwa cara terbaik untuk menjelaskan apa yang mereka sampaikan adalah bahwa Hominin non-sapiens telah bertahan di Flores hingga saat ini, atau baru-baru ini,” ungkapnya.
Forth menulis bahwa orang Lio yang tinggal di pulau itu memiliki cerita tentang manusia yang berubah menjadi hewan saat mereka berpindah dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
Lio adalah sebuah etnis tertua dan terbesar di Flores. Mereka menjaga tradisi dan budaya nenek moyang mereka dengan sangat sakral.
Semirip Apa Sih Manusia dengan Kera?
Satuviral
“Seperti yang diungkapkan oleh penelitian saya di lapangan, perubahan yang diusulkan ini mencerminkan pengamatan lokal tentang kesamaan dan perbedaan antara spesies leluhur dan berbagai keturunannya,” kata Forth.
Lio mengidentifikasi makhluk yang mereka lihat sebagai binatang, tidak memiliki bahasa atau teknologi canggih yang dimiliki manusia. Namun, mereka memiliki kesamaan dengan manusia.
“Apa yang mereka katakan tentang makhluk ini, ditambah bukti lain, sepenuhnya konsisten dengan hominin yang hidup atau punah dalam 100 tahun terakhir,” katanya.
Meski ada pihak yang beranggapan bahwa Homo floresiensis masih hidup, sebagian kalangan lainnya menampik hal ini.
