Saturday, December 9, 2023
HomeUncategorizedBenarkah Gen Z Rawan Gangguan Mental dan Bunuh Diri?

Viral: Benarkah Gen Z Rawan Gangguan Mental dan Bunuh Diri?

Gen Z Rawan Gangguan Mental Karena Media Sosial

Info Viral: Kasus bunuh diri yang dilakukan remaja bertambah banyak sejak pandemi. Yang terbaru seorang mahasiswi universitas berinisial MPD (21) bunuh diri di apartemennya. Benarkah Gen Z rawan gangguan mental dan bunuh diri.

MPD diketahui merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP UI), jurusan Ilmu Komunikasi angkatan 2019. Ia tewas usai melompat dari lantai 18 di sebuah apartemen di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sebelumnya kejadian ini juga dilakukan mahasiswa baru UGM. Dimana ia melompat bunuh diri dari sebuah rooftop hotel. Kejadian-kejadian bunuh diri ini menimbulkan Stigma generasi Z alias Gen Z mudah depresi dan mudah mengalami gangguan kesehatan mental.

Stigma lemah mental pada Gen Z muncul lantaran generasi ini lebih berani mengungkapkan kondisi dan perasaan mereka di media sosial. Gen Z adalah generasi yang lahir sejak 1997 hingga 2012 (berusia 25-18 tahun).

Keberanian Speak up kesehatan mental ini muncul sebab mereka tumbuh di dunia ketika perawatan masalah psikologis itu normal dan dianggap wajar. Maka ketika menemui permasalahan mental, mereka tak segan meminta pertolongan untuk memperbaiki kesehatan mental.

Viral: Cegah Bunuh Diri, Jepang Tulis Pesan di Tisu Toilet Umum

Satuviral
- Advertisement -
Gen Z bunuh diri ilustrasi- Satuviral – SATUVIRAL
Gen Z bunuh diri ilustrasi Satuviral

Bagi Gen Z, penyembuhan mental dipandang sebagai kekuatan dan bukan kelemahan. Hal ini tidak terjadi pada generasi Milenial dan Gen X. Dimana kesehatan mental menjadi hal yang tabu dibicarakan.

Riset yang dilakukan McKinsey mengemukakan Gen Z menjadi generasi yang rentan terkena gangguan mental dibanding generasi di atasnya. Sebab Gen Z tumbuh bersama kehadiran Sosial media.

Gen Z Rawan Overthingking dan Insecure

Hidup di dunia maya menyebabkan mereka rentan mendapat tekanan dan bullyan dari netizen. Sehingga membuat mereka mudah over thinking dan insecure atau tidak PD.

Gen Z yang menyandang status mahasiswa juga rentan karena banyaknya tuntutan serta permasalahan di dunia perkuliahan. Permasalahan itu seperti tuntutan akademik tugas yang menumpuk, jadwal kuliah yang padat, kegiatan organisasi, dan tuntutan eksternal lainnya.

Namun disisi lain, penggiat HAM Bahrul Fuad mengatakan gangguan kesehatan mental dapat menimpa siapapun.

Viral: Mahasiswa UGM Bunuh Diri Terjun dari Lantai 11 Hotel

Satuviral
bunuh diri ilustrasi- Satuviral – SATUVIRAL
bunuh diri ilustrasi- Satuviral

“Pernyataan bahwa Gen Z adalah kelompok yang paling lemah mentalnya menurut saya pribadi itu stigma yang sangat salah,” tegasnya.

Bahrul menjelaskan, orang dewasa yang kena gangguan kesehatan mental ini sudah ada puluhan tahun di Indonesia. Bahkan Peneliti Kesehatan Mental dan Pencegahan Bunuh Diri Black Dog Institute Australia Sanderson Onie mengutarakan lansia lebih banyak yang melakukan bunuh diri.

“Kita biasa terpapar informasi bahwa anak muda atau dewasa muda melakukan bunuh diri lewat media. Padahal, kenyataannya di masyarakat adalah lansia yang paling banyak bunuh diri. Ini seperti gunung es,” pungkasnya.

Find us on Social Media

- Advertisement -

Popular Categories

Ads on Satuviral

- Advertisement -

Ads on Satuviral

- Advertisement -

Ads on Satuviral

- Advertisement -