Perancang Busana Lafadz Allah Minta Maaf
Info Viral: Merek streetwear kelas atas Australia, Not A Man’s Dream, mendapat kecaman setelah mempromosikan busana Lafadz Allah di koleksi terbarunya. Lafadz suci itu terpampang pada busana mereka di fashion Show Melbourne Australia akhir pekan lalu.
Busana Lafadz Allah dijadikan tema beberapa koleksi, antara lain jumpsuit tanpa lengan yang terbuat dari bahan sheer. Ternyata, tulisan Arab yang menutupi seluruh tubuh model yang mengenakan busana ini berarti “Allah besertaku” (اللهيمشيمعي).
Pada saat yang sama, kepala, leher, dan telinga sang model juga ditutup dengan kain yang sama, yang diyakini sebagian orang adalah hijab.
Model lainnya tampak mengenakan busana yang nyaris serupa. Ia menggunakan midi dress lengan pendek bersusun dengan belahan di bagian paha dan menggunakan lafadz Allah.
Rambut model juga tertutup, bedanya model ini menggunakan kain putih polos. Melbourne Fashion Festival telah meminta maaf atas insiden tersebut dan menghapus foto-foto tersebut dari media sosial.
Viral: Gaya Fashionabel 10 Selebriti Nonton Konser BlackPink
Satuviral

“Festival kami tidak bermaksud untuk tidak menghormati siapa pun dan kami mohon maaf atas pelanggaran yang ditimbulkan.” ujarnya dikutip dari rilis online oleh Satu Viral, Sabtu (18/03).
Desainer Samantha St. James juga meminta maaf atas kontroversi pakaiannya. Dia mengaku menyadari desainnya salah dan mengatakan dia tidak berniat menghina agama.
“Itu kebalikan dari niat saya. Saya benar-benar minta maaf,” kata James.
Dikecam Blogger dan Influencer Islam dan Kristen
Blogger fesyen Muslim yang berbasis di Melbourne, Mona Khalifa, mengatakan dirinya gelisah saat menghadiri acara tersebut dan melihat lafal suci ditempel dalam busana.
Khalifa memposting video TikTok dalam perjalanan pulang dari acara tersebut. Ia menyebut desain itu sebagai “penghinaan terang-terangan” kepada Muslim Arab dan Kristen, yang menggunakan kata yang sama untuk “Tuhan” dalam bahasa Arab.
“Menggunakan bahasa Arab dan menulis ‘Allah’ yang suci bagi umat Islam dan Kristen adalah salah pada banyak tingkatan,” katanya.
Seorang pengguna TikTok yang mengidentifikasi dirinya sebagai seorang Kristen Arab juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap busana ladfaz Allah itu.
“Sebagai seorang Kristen Arab, itu mengerikan, seperti, mengapa ‘Allah’ menutupi dirinya dengan tembus pandang?” tulisnya.
Khalifa mengatakan dia merasa kata “Allah” itu suci, menambahkan bahwa kata itu diperlakukan dengan kepekaan dan kehati-hatian dalam komunitas Muslim.
Tak hanya itu, kejadian tersebut bahkan mendapat tanggapan dari Badan Imam Nasional Australia, Bilal Rauf, yang menyebut busana tersebut menyinggung banyak agama, bukan hanya Islam.
“Penggunaan kata dan simbol yang mengandung unsur agama harus dihormati. Mirisnya, akhir-akhir ini penggunaan simbol suci dan kata-kata yang ugal-ugalan semakin meningkat,” kata Rauf dalam peluncuran The Age.
“Allah berarti Tuhan dalam bahasa Arab dan digunakan oleh orang-orang Kristen dan Muslim berbahasa Arab di seluruh dunia. Tidak pantas menggunakan kata seperti itu dengan cara yang tidak sopan dan tidak sopan seperti yang terjadi di Melbourne Fashion Festival,” lanjutnya.