ChatGPT Belum Bisa Gantikan Produk Kreatif Manusia
Info Viral: Pakar bidang teknologi Yudho Giri Sucahyo menilai teknologi artificial intelligence (AI), termasuk ChatGPT yang dikembangkan oleh OpenAI, tidak akan bisa menggantikan kreativitas manusia.
“Saya percaya betapapun rumitnya, meskipun masa depan (ChatGPT) masih lebih baik dari sekarang, kecerdasan buatan tidak dapat menggantikan produk kreatif manusia,” kata Yudho yang merupakan dosen dan peneliti di Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia.
Meski ChatGPT bisa menulis, bahkan novel, Yudho berpendapat bahwa produk yang dihasilkan teknologi kecerdasan buatan masih berbeda dengan produk yang dihasilkan kreativitas manusia.
ChatGPT sendiri merupakan teknologi kecerdasan buatan generatif berupa chatbot yang mampu menjawab pertanyaan dengan susunan kata yang lebih fleksibel atau jawaban yang serupa dengan yang diberikan oleh manusia.
8 Aplikasi Keren Yang Bisa Dekatkan Belahan Hati di Hari Pasangan
Satuviral
Teknologi ini dikembangkan oleh OpenAI, sebuah startup yang berfokus pada penelitian kecerdasan buatan. Salah satu pendirinya adalah Elon Musk, miliarder di balik perusahaan kedirgantaraan SpaceX dan pembuat mobil listrik Tesla.
Yudho menjelaskan, ChatGPT mengkombinasikan AI dengan natural language processing (NLP) untuk membuat pengguna merasa seperti sedang bercakap-cakap dengan manusia.
“Salah satu kelebihan dari ChatGPT adalah ketika kita bertanya sesuatu, mungkin pada saat awal kalau memang tidak ada datanya, ChatGPT itu juga nggak bisa jawab. Tetapi ketika kita bertanya sesuatu itu polanya sudah masuk, di kesempatan berikutnya ChatGPT akan juga berdialog dengan para sumber informasi yang lain,” jelas dia.
Dengan kemampuan yang semakin luar biasa, kata Yudho, ChatGPT memang pada akhirnya membantu siapa pun yang membutuhkan informasi untuk kepentingan produk pengetahuannya.
Lanjut ke sebelah…
Dilihat Sebagai Alat Bantu
Menurutnya, keberadaan ChatGPT perlu dilihat sebagai alat bagi manusia, bukan disalahgunakan sebagai jalan pintas yang bisa membuat mahasiswa bekerja lebih cerdas atau karyawan bekerja lebih cerdas.
“Tidak benar juga kalau saya kemudian hanya menulis makalah atau menulis buku seperti saya minta ChatGPT, (lalu) copy paste. Kalau begitu, berarti integritas akademik tidak bisa dipertanggungjawabkan,” ujarnya.
ChatGPT Ramai di Media Sosial, Apa Itu?
Satuviral
Yudho mengatakan ChatGPT bermanfaat karena dapat memberikan informasi dengan bahasa yang lebih mudah dipahami. Ketika seseorang menerima informasi ini, Yudho mengingatkan mereka untuk terus menggabungkan informasi dari sumber lain dan dengan hati-hati memverifikasi kebenarannya.
Dilarang di Amerika
Terkait dengan komunitas pendidikan, beberapa sekolah dan universitas di Amerika Serikat telah melarang penggunaan ChatGPT karena dikhawatirkan disalahgunakan oleh pelajar. Sebuah federasi universitas di Australia memiliki keprihatinan serupa.
Institusi pendidikan mungkin dapat menerapkan kebijakan kembali ke kertas dan pensil, atau bahkan ujian lisan. Namun, dalam pandangan Yudho, ini hanya soal mekanisme.
“Tanggung jawab sebagai dosen atau guru adalah melakukan transfer pengetahuan dari apa yang ada di dia, entah itu berupa pengalaman pengajar tersebut atau berupa textbook, supaya siswa atau mahasiswa menjadi lebih pintar,” kata Yudho.
“Mahasiswa tentu dia akan juga mencari informasi dari berbagai pihak, tidak hanya dari dosen tetapi juga mungkin dari internet dan sebagainya. Tinggal pertanyaannya adalah tetap kejujuran akademik kan harus dijunjung tinggi,” imbuh dia.
Ikutin terus berita terbaru dan viral, cuma di Satuviral, kamu bakal tau info terbaru dan breaking news soal berita viral, gosip viral, artis viral dan berita terkini di Satu Viral.
