Viral: Fenomena Orang Arab Ramai-Ramai Pindah Atheis, Ada Apa?

Agama Bercampur Politik

Info Viral: Terletak di Timur Tengah, Arab merupakan salah satu negara Islam yang berperan penting dalam peradaban agama Islam dunia. Namun, sebagian besar warga negaranya kini memilih untuk menjadi atheis atau tidak percaya lagi akan keberadaan Tuhan.

Fenomena ini sebenarnya telah ditunjukkan selama beberapa dekade terakhir. Mengacu pada Pew Research Center, pada 2015 saja terdapat 317 juta umat Muslim atau sekitar 93% yang tinggal di beberapa negara yang tersebar di sana.

Namun survei BBC International menunjukkan, sejak 2013, proporsi populasi non-religius di negara-negara Arab meningkat dari 8% menjadi 13% pada 2019.

Contohnya di Iran, 47% dari 40.000 orang mengaku telah memeluk atheis atau tidak percaya pada Tuhan. Situasinya berbeda terjadi di Turki. Sebanyak 51% orang memilih menjadi ateis pada 2019.

Sedangkan di Mesir, 10,7 juta dari 87 juta orang mengaku telah berpindah ke ateisme. Hal serupa juga terjadi di Arab Saudi.

Berdasarkan laporan ‘Saudi Arabia 2021 International Religious Freedom Report (2021)’ tercatat ada 224.000 orang Arab saudi yang memilih tidak beragama, baik ateis atau agnostik.

Menurut artikel Hannah Wallace “Man Without God: The Rise of Atheism in Saudi Arabia dia menulis penurunan ini sebagian besar terjadi tak lepas dari politik pemerintah yang kerap mengeksploitasi agama.

Penyebab Orang Arab Atheis

Akibatnya, masyarakat kritis menolaknya dan melihatnya dipolitisasi. Kemudahan mengakses dan berinteraksi dengan kelompok sejenis di dunia maya juga mempengaruhi hal ini.

Kasus di Arab Saudi juga terjadi di Türki. Kepemimpinan Erdogan disebut telah mengubah konsep sekularisme Turki yang diajarkan oleh Mustafa Kemal Ataturk.

Kelompok-kelompok masyarakat yang kritis dan menentang politisasi berbalut agama juga memutuskan atheis.

Selain itu, larangan keras minum alkohol dan pantangan lain yang diterapkan Islam membuat sebagian warga marah dan memilih menjadi atheis.

Reporter hubungan internasional The Guardian, Tamer Fouad mengungkapkan pandangan lain. Menurutnya, ada dua alasan meningkatnya ateisme di negara-negara Arab.

Pertama, karena kabar buruknya, masyarakat memiliki persepsi negatif terhadap agama. Mulai dari penghancuran masjid, pembakaran gereja, hingga aksi kekerasan lainnya atas nama agama.

Kedua, kegagalan pimpinan partai dan tokoh Islam pasca Arab Spring. Arab Spring atau revolusi yang berusaha mewujudkan demokratisasi dan perbaikan ekonomi ternyata gagal terwujud di banyak negara di bawah kedua partai ini.

Rakyat kecewa dengan kegagalan negara memperbaiki kualitas kehidupan politik dan ekonomi. Oleh karena itu, mereka tidak lagi memilih partai dan tokoh Islam sebagai pemimpin, sekaligus memilih untuk tidak menjalankan agamanya.

Menariknya warga yang berpindah agama menjadi ateis memilih menyembunyikan identitasnya. Hal ini untuk menghindari bahaya dan penolakan dari keluarga, teman dan sekitarnya.