Remaja Sekarang Berhubungan Seks di Umur 16 Tahun
Info Viral: BKKBN di Indonesia menunjukkan data tahun 2023, remaja sekarang berhubungan seks di usia 16-17 tahun (60 persen), 19-20 (20 persen) dan 14-15 (20 persen).
Hal ini diungkap oleh akademisi sekaligus Dosen Sosiologi Universitas Bangka Belitung, Luna Febriani menunjukkan adanya perubahan usia remaja pertama kali berhubungan seks.
“Pada tahun-tahun sebelumnya didominasi pada kelompok usia 21 tahun. Namun saat ini usia pertama remaja berhubungan intim didominasi pada usia yang jauh lebih muda yakni kelompok remaja 16-17 tahun,” katanya.
Dia menjelaskan perubahan tingkat usia pertama kali melakukan hubungan seksual di kalangan remaja bukan disebabkan oleh satu faktor, melainkan oleh beberapa faktor yang saling terkait.
Banyak Faktor Remaja Lakukan Hal Tersebut
Pertama, perkembangan teknologi. Kemajuan teknologi menjadi paradoks masyarakat kita, apalagi jika kemajuan teknologi tidak dibarengi dengan kemampuan dan pengetahuan masyarakat kita untuk menggunakan dan mengelola teknologi dalam kehidupan kita.
“Karena kemajuan teknologi ini tidak saja dapat memberikan dampak positif dalam kehidupan masyarakat, namun berkontribusi pula dalam melahirkan dampak negatif. Dalam hal ini dampak negatif yang diberikan dapat berupa penyebarluasan maupun dalam mengakses konten tidak senonoh yang dimediasi melalui gawai dan jaringan internet,” katanya.
Penyebarluasan dan pengaksesan ni dapat diakses oleh siapa saja dan kapan pun, terlebih dalam masyarakat kita sekarang, hampir semua golongan terutama dari sisi usia telah memiliki gawai.
“Hal ini akan mempermudah orang untuk mendapatkan akses konten-konten negatif,” lanjutnya.
Kedua, terkait dengan faktor globalisasi yang dibawa oleh perkembangan teknologi. Globalisasi atau proses menghubungkan masyarakat dunia dalam segala aspek kehidupan, budaya, sosial, ekonomi.
Atau dengan kata lain, globalisasi adalah suatu proses dimana batas-batas dan sekat-sekat antar negara berangsur-angsur menghilang.
Mirip dengan perkembangan teknologi, globalisasi juga bisa menjadi hal yang baik dan sebaliknya bisa menjadi hal yang buruk.
Dengan menghilangnya batas-batas, hal itu berisiko pada melemahnya identitas dan budaya masyarakat kita. Identitas dan budaya masyarakat ini dapat menjadi cermin dan pedoman bagi perilaku masyarakat dalam bermasyarakat.
“Nah, ketika hal ini pudar, maka pedoman dalam berperilaku dan berkehidupan pun otomatis akan ikutan hilang. Tidak menutup kemungkinan, pedoman dalam berperilaku masyarakat sekarang bersifat homogen seiring terjadinya globalisasi, yang mana yang menjadi pedoman dalam berperilaku ini tergantung pada budaya mana yang memegang kekuatan besar dalam konteks global,” katanya.
You must be logged in to post a comment.