Wednesday, March 22, 2023
- Advertisement -
HomeTrending ViralNgerinya Sekte di Uganda, Bakar 530 Anggota Hidup-hidup di Gereja

Viral: Ngerinya Sekte di Uganda, Bakar 530 Anggota Hidup-hidup di Gereja

Ngerinya Sekte di Uganda

Info Viral: Ngerinya sekte di Uganda. Perbincangan soal sekte kembali hangat setelah heboh serial In the Name of God: A Holy Betrayal. Tidak hanya Korea Selatan, Uganda juga pernah gempar ketika satu sekte membakar 500 anggotanya hidup-hidup.

Sekte, yang dikenal sebagai Movement for the Restoration of the Ten Commandments of God, menarik perhatian internasional pada tahun 2000 ketika ratusan anggotanya ditemukan dibakar hidup-hidup di sebuah gereja.

Associated Press melaporkan bahwa sekte tersebut dibentuk oleh pembangkang Katolik Roma bernama Joseph Kibwetere, pendeta Dominic Kataribaabo, dan seorang pebisnis atas nama Cledonia Mwerinde.

Ngerinya Sekte JMS Saat Syuting In the Name of God

Satuviral

Sejak berdirinya, sekte ini telah meramalkan bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 31 Desember 1999, yang merupakan momen dunia memasuki milenium baru.

Ketiga kepala suku itu memerintahkan para pengikutnya untuk menjual semua harta benda mereka dan menunggu akhir zaman.

Mereka juga tidak banyak bicara. Pengikut sekte tersebut bahkan sering berkomunikasi hanya dengan menggunakan kode.

Pengikut harus menulis surat jika ingin menanyakan sesuatu kepada Mwerinde. Mwerinde kemudian akan menanggapi dengan pernyataan tertulis.

Agar tak terjerumus maut, para anggota juga harus mematuhi Sepuluh Perintah Allah dengan sangat taat. Mereka selalu bersiap menuju akhir zaman.

Ngerinya Sekte di Uganda - Satuviral – SATUVIRAL

Dibakar saat pesta

Namun ketika tahun 2000 bergulir, akhir dunia tidak terjadi. Para pendiri gerakan Sepuluh Perintah Tuhan itu kemudian menetapkan tanggal akhir dunia yang baru yaitu 17 Maret 2000.

Menurut info viral yang beredar bahwa para pemimpin sekte itu menggelar pesta besar-besaran di salah satu gereja terpencil di Kanungu, Uganda, di tanggal tersebut.

Saat para tamu berkumpul, gedung itu dibakar. Sebanyak 530 peserta, termasuk belasan anak, tewas seketika.

Anna Kabeireho, warga yang tinggal di dekat lokasi gereja, masih ingat jelas kejadian Jumat pagi itu.

“Semua diselimuti asap, jelaga, dan bau daging terbakar. Bau-bau itu seperti langsung masuk ke paru-paru,” ujar Kabeireho kepada BBC.

Penduduk di lembah itu langsung bubar, sedangkan api di kejauhan masih menyala. Setelah api padam, mereka melihat mayat yang hangus tak bisa dikenali.

“Kami harus menutupi hidung kami dengan daun wangi untuk menghalangi bau. Kami tidak bisa makan daging sampai beberapa bulan kemudian,” katanya.

Advertisement

Find us on Social Media

- Advertisement -

Popular Categories

Ads on Satuviral

- Advertisement -

Ads on Satuviral

- Advertisement -

Ads on Satuviral

- Advertisement -