Gas Air Mata Ditembakkan ke Sekolah di Batam
Berita Viral: Pulau Rempang, yang terletak di Kecamatan Galang, Kota Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), menjadi pusat perhatian baru-baru ini.
Hal ini terjadi setelah tim terpadu melakukan operasi untuk mengamankan lokasi di Pulau Rempang guna pemasangan patok sebagai bagian dari tahapan pembangunan Rempang Eco-City pada Kamis (7/9).
Sejumlah warga Pulau Rempang mencoba menghalangi kedatangan tim gabungan ini sejak mereka berada di Jembatan IV. Bentrokan antara warga dan tim terpadu pun tidak dapat dihindari, dan bahkan tembakan gas air mata dilakukan sebagai tindakan terpaksa.
Gas Air Mata Berdampak ke Sejumlah Sekolah
Suara letusan dari pistol yang melepaskan gas air mata ini juga berdampak pada sejumlah sekolah di Pulau Rempang, seperti SMPN 22 Tanjung Kertang, Rempang Cate, Kota Batam. Beberapa pelajar bahkan dilaporkan pingsan akibat dampak gas air mata tersebut. Mereka bahkan harus dirujuk ke RSUD Embung Fatimah Batam.
Namun, bukan hanya pelajar SMP yang terpengaruh. Sebuah video viral di Batam juga memperlihatkan sejumlah pelajar SD yang berhamburan karena ketakutan akibat gas air mata.
Lokasi sekolah mereka terletak dekat jalan raya tempat bentrokan antara warga dan tim terpadu, sehingga gas air mata yang terbawa angin masuk sampai ke lingkungan sekolah mereka. Banyak di antara mereka yang menangis.
Pelajar dan Guru Alami Sesak Nafas
Tidak hanya pelajar, sejumlah tenaga pengajar juga mengalami kesulitan akibat gas air mata. Salah seorang guru, Delia, yang mengajar di SMPN 22, masih mengingat ketakutan pelajar ketika mendengar letusan dari pistol yang melepaskan gas air mata.
Lokasi sekolah tempat Delia mengajar berjarak sekitar 100 meter dari jalan Trans Barelang, sehingga uap gas air mata yang ditembak ke udara segera terbawa angin ke area sekolah. Kondisi ini hampir membuat para pelajar dan guru di sekolah tersebut pingsan.
Sebagai respon, guru-guru dengan cepat mengeluarkan para siswa dari dalam kelas. Pelajar yang tidak tahan terhadap gas air mata pingsan di dalam kelas. Delia dan guru lainnya berusaha menyelamatkan pelajar lain agar tidak terpapar gas tersebut.
Delia mengaku sangat terkejut dengan kejadian tersebut dan berharap agar kejadian serupa tidak terulang lagi karena dapat membahayakan nyawa para siswa.
Di pojok gedung RSUD Embung Fatimah Batuaji, Delia tampak termenung. Ia juga merasa sedih karena salah satu temannya, yang juga seorang guru, harus dirawat di rumah sakit setelah pingsan.
Beberapa siswa SMPN 22 berbagi pengalaman mereka yang mencekam. Mereka merasa bersyukur selamat dari bahaya. Kepala Sekolah SMPN 22, Najib, mengumumkan bahwa aktivitas belajar mengajar akan diliburkan hari ini untuk mencegah kejadian yang tidak diinginkan terulang.