Wednesday, March 22, 2023
- Advertisement -
HomeTrending ViralSejarah Kelam Penciptaan Pil KB Pertama di Dunia

Viral: Sejarah Kelam Penciptaan Pil KB Pertama di Dunia

Pil KB Enovid

Berita Viral: Enovid merupakan pil KB pertama di dunia. Ketika awal bebas diperjualbelikan di pasaran, pil Enovid terkemas dalam sebuah wadah botol. 

Pil Enovid dipromosikan sebagai obat teraman untuk mengupayakan pencegahan kehamilan, atau manfaat lainnya yaitu mengobati masalah menstruasi.

Setelah dirilis, pil Enovid diselimuti masa depan yang begitu cerah. Berkat pil Enovid, seorang perempuan dapat merasakan kebebasan seksual tanpa perlu takut mengalami kehamilan. 

Detik-detik Wahana Dufan Berhenti saat Menanjak

Satuviral
Sejarah Kelam Penciptaan Pil KB Pertama di Dunia – SATUVIRAL

Namun di balik masa depan yang cerah, pil Enovid sejatinya juga dihiasi seuntai masa lalu kelam dalam proses penciptaannya.

Pil Enovid dirilis oleh dan di Amerika Serikat. Selama tahap uji klinis, penerapannya tidak pernah dilakukan kepada masyarakat Amerika Serikat sendiri. 

Uji klinis malah dijalankan ke kawasan Puerto Rico; sebuah negara persemakmuran yang masih di bawah naungan Amerika Serikat.

Tahap uji klinis yang mana status keamanan dan efektivitas pil Enovid masih tanda tanya, diterapkan ke sejumlah perempuan miskin Puerto Riko.

Mereka para wanita yang meminum pil, tidak diinformasikan bahwa ini masih dalam tahap uji coba. 

Mereka juga tidak punya informasi apa-apa perihal risiko efek samping yang mungkin diterima setelah meminum pil. 

Singkatnya, berita viral melaporkan bahwa setelah tes cikal bakal pil Enovid diselenggarakan, ada total tiga wanita Puerto Riko yang meninggal dunia. 

Hasil uji klinis tewasnya tiga perempuan tadi tidak pernah dipublikasikan, apalagi sampai mendapat pertanggungjawaban dari otoritas berwenang.

Margaret Sanger Sang Pelopor

Sejarah Kelam Penciptaan Pil KB Pertama di Dunia – SATUVIRAL

Pelopor ide pembuatan pil KB pertama ialah seorang wanita yang bernama Margaret Sanger. 

Ia bersuara lantang menggemakan tuntutan bahwa angka kelahiran harus dikontrol, tidak boleh sampai kebablasan. 

Sanger juga berupaya membela hak sistem reproduksi perempuan yang sering terganggu akibat kehamilan yang sulit dicegah.

Sekitar tahun 1916, Sanger mendirikan klinik yang secara khusus beroperasi untuk membantu mengendalikan angka kelahiran. 

Klinik Sanger merupakan lembaga kesehatan pertama di Amerika yang peduli kalau mengontrol angka kelahiran amat penting dilaksanakan.

Namun akibat operasional kliniknya ini, Sanger malah tersandung masalah hukum. 

Sanger ditangkap aparat berwajib lantaran dinilai sudah mengampanyekan penggunaan alat kontrasepsi yang mana melanggar undang-undang daerah New York.

Peradilan atas perbuatan Sanger yang dianggap sebagai kesalahan pun digelar aparat berwenang. 

Menariknya, proses peradilan ternyata membuat pemerintah Amerika sadar tentang pentingnya mengontrol angka kelahiran. 

Mereka akhirnya setuju dengan ide Sanger. Alhasil, pemerintah segera menginisiasi program penelitian yang untuk mencari cara aman dalam mencegah potensi kehamilan wanita. 

Pemerintah US mengajak sejumlah peneliti dan ilmuwan bekerjasama mewujudkan misi agar para wanita dapat merencanakan kehamilan dengan baik. 

Pokok pemikiran Sanger menganut teori eugenika, yaitu menghilangkan atau mengurangi populasi yang ‘tidak diinginkan’ lewat cara mengendalikan sistem perkembangbiakan manusia. 

Maksud premis ‘tidak diinginkan’ adalah mereka yang lahir dalam kondisi tidak sempurna alias cacat fisik ataupun mental. 

Bagi Sanger, andai eugenika dapat berjalan, ancaman peradaban manusia yang mungkin dilanda kemiskinan akut dapat dicegah, paling tidak diminimalisir.

Peran Gregory Pincus

Sejarah Kelam Penciptaan Pil KB Pertama di Dunia – SATUVIRAL

Sanger tidak sendirian menjalankan ambisinya. Ia mencari jalan yang sekiranya dapat memunculkan teknik jitu pengendalian kelahiran. 

Bukan hanya jitu, Sanger turut mempertimbangkan faktor ekonomis dari segi pengeluaran biaya. 

Sanger yakin, kalau sarana pengendalian dapat dijangkau dengan harga murah, pasti aksesnya mampu meluas ke masyarakat dunia.

Takdir mempertemukan Sanger kepada seorang ahli biologi bernama Gregory Pincus yang memang sudah terbiasa melakukan pengendalian perkembangbiakan hewan-hewan mamalia. 

Sanger selanjutnya bertemu dengan seorang kaya raya nan dermawan, Katharine Dexter. 

Ketiganya kemudian bekerja mengusahakan terciptanya alat pengendalian kelahiran manusia.

Selanjutnya Pincus mengajak rekannya yang merupakan seorang dokter kandungan, John Rock, menciptakan eksperimen. 

Mereka berdua menguji coba, apakah hormon progesteron yang tumbuh selama kehamilan, apabila dikontrol dapat mencegah kehamilan itu sendiri.

Pengujian awalnya dilakukan terhadap hewan-hewan seperti kelinci dan tikus. Hasil pengujian ternyata berhasil, tapi Pincus dan Rock perlu mengujinya pula kepada manusia.

Tantangan berat harus dihadapi Pincus, lantaran uji coba kepada manusia berpotensi gagal dan bisa saja membuat dirinya dipenjara. 

Pincus sebenarnya berhasil merayu segelintir wanita untuk jadi bahan uji cobanya. 

Meski tetap menemui keberhasilan, Pincus merasa perlu memperluas skala uji cobanya ke lebih banyak wanita.

Berdiskusi dengan Sanger, Pincus lantas menemukan ide untuk menguji obat pengendalian kehamilan yang ditelitinya kepada masyarakat Puerto Riko. 

Uji Coba di Puerto Riko

Pincus dan Sanger tahu betul kalau Puerto Riko sedang mengalami ledakan pertumbuhan penduduk yang sangat tidak terkontrol, sehingga cocok untuk dijadikan subjek penelitian. 

Rencana Pincus dan Sanger yang baru didukung dana besar dari seorang ahli eugenika bernama Clarence Gamble.

Gamble sebelumnya telah mengusahakan agar wanita-wanita Puerto Riko mendapat sterilisasi. 

Tujuan Gamble sejatinya mulia, demi menahan laju angka kelahiran Puerto Riko yang benar-benar fantastis. 

Setelah mendukung Pincus dan Sanger, upaya Gamble berlanjut dengan mengajak wanita-wanita Puerto Riko untuk ikut ke sebuah program uji klinis obat pencegah kehamilan.

Fokus penelitian menyasar ke golongan wanita-wanita berpendidikan rendah dan cenderung tertinggal perekonomiannya. 

Banyak wanita berpendidikan tinggi Puerto Riko enggan ikut dalam uji klinis rancangan Pincus. 

Mayoritas penelitian dilakukan kepada wanita-wanita Puerto Riko yang tinggal di daerah termiskin, yakni di San Juan.

Uji coba klinis obat pencegah kehamilan akhirnya terlaksana secara masif di Puerto Riko. 

Namun semua wanita yang meminum obatnya tidak diberitahu kalau obat tersebut masih dalam uji coba dan tidak dijelaskan pula apa efek sampingnya.

Selama proses pengujian, ada tiga wanita yang ditemukan meninggal dunia akibat efek samping obat buatan Pincus. 

Tapi Pincus dan segenap rekannya enggan bertanggung jawab atas hal mengerikan tersebut. 

Bagi Pincus, fokus utama penelitiannya hanya untuk menguji kemanjuran obat, belum ke tahap keamanannya bila masuk ke tubuh manusia.

Uji Coba di Rumah Sakit Jiwa

Usai penelitian di Puerto Riko, Gamble mengajak Pincus menguji obatnya di sebuah rumah sakit jiwa. 

Lagi-lagi, tidak ada pemberitahuan resmi kepada para wanita pasien rumah sakit jiwa tentang agenda uji klinis. 

Mereka yang terlibat dalam uji klinis hanya diminta meminum pilnya saja, tanpa ada tambahan informasi.

Walau masih tertera banyak efek samping yang membahayakan keselamatan wanita, Pincus tetap menilai kalau uji klinisnya menemui keberhasilan.

Singkat cerita, obat buatan Pincus yang dinamai pil KB Enovid dirilis ke pasaran. 

Hasil karya Pincus mendapat legalitas dan dijual bebas. Pil Enovid langsung laku keras, wanita-wanita jadi bisa merasa terpenuhi haknya untuk mengontrol sistem reproduksi mereka.

Namun akibat adanya kecacatan selama proses pengujian yang tidak mempertimbangkan efek samping, banyak wanita yang sudah membeli dan meminum pil Enovid mengalami masalah serius. 

Mereka memang jadi bisa mengontrol kehamilannya, tapi mereka juga menderita pembekuan darah. 

Sampai sekarang banyak peneliti yang masih berupaya mencari solusi agar pil KB benar-benar aman untuk diminum. 

Setidaknya, pil KB yang sekarang beredar di pasaran sudah mendapat penelitian yang lebih lengkap, dibanding pil Enovid yang proses pembuatannya dihiasi aksi kotor.

Advertisement

Find us on Social Media

- Advertisement -

Popular Categories

Ads on Satuviral

- Advertisement -

Ads on Satuviral

- Advertisement -

Ads on Satuviral

- Advertisement -